Namaku adalah Hidrogen. Dulu sekali setelah beberapa ilmuwan bereksperimen dan menemukanku, Henry Cavendish-lah ilmuwan yang akhirnya menyadari dan benar-benar menemukan jati diriku. Lalu beberapa tahun setelahnya, Antoine Lavoisier kemudian menamaiku dengan Hidrogen. Dan yang lebih kerennya lagi dari namaku ini, ternyata diambil dari bahasa Yunani. Ya, cukup dua kata yang bisa menggambarkanku. Hydro yang berarti air, dan genes yang artinya membentuk. Sebab ketika aku dibakar, aku dapat menjadi air.
Aku tinggal di perumahan SPU, Jalan Alkali No. 1, Blok IA perioda 1. Sayangnya, aku tidak memiliki tetangga dekat kecuali Litium yang tinggal satu blok dan tepat di perioda ke 2, setelahku. Sedangkan satu tetanggaku yang lain, tinggal berblok-blok jauhnya dari rumahku. Meski demikian, karena diantara rumah kami hanya terdapat tanah lapang, kami tetap masih dapat saling memandang dan menyapa dari kejauhan. Sebab pada haymaking, Helium tetaplah tetanggaku.
Di alam bebas, aku tidak pernah mau sendirian. Aku merupakan unsur yang paling banyak ditemukan dalam kondisi sebagai senyawa daripada sebagai unsur yang bebas. Sebab aku selalu bersama saudara kembarku membentuk molekul diatomik sebagai gas hidrogen, atau bersama oksigen membentuk air, bahkan bersama karbon membentuk gas metana. Alam ini luas, dan jumlahku sangatlah melimpah ruah. Ya, sekitar 92% keberadaanku di alam. Hanya saja jumlahku di atmosfer tidaklah terlalu banyak. Namun tenang saja, sebab aku tetaplah menjadi salah satu dari deretan sepuluh unsur paling melimpah di kerak bumi.
Siapa yang menyangka bahwa aku adalah unsur ter-ringan dan paling sederhana di dunia? Memang seperti itulah aku. Sebab aku hanya mengandung satu proton dan satu elektron saja. Akupun merupakan unsur yang tidak dapat mencium aroma diriku sendiri, sebab pada kenyataannya di alam raya, sebagai gas hidrogen, aku merupakan gas yang tidak berbau. Untuk mengenalikupun tidaklah mudah, sebab aku tidak seperti beberapa unsur lain yang bersenyawa dan memiliki kekhasan warna, aku adalah gas tak berwarna dan aku tidak dapat dirasakan. Tapi berhati-hatilah denganku, karena aku merupakan gas yang mudah terbakar. Selain itu, akupun mudah larut dalam logam.
Keberadaanku di alam sangatlah menunjang kehidupan dan kebutuhan manusia. Selain karena kebutuhan dasar manusia pada air yang kubentuk, aku juga dapat digunakan sebagai sumber energi utama dan bahan bakar. Itulah sebabnya mengapa aku diciptakan sebagai salah satu unsur yang melimpah ruah di Alam. Meski demikian, aku dapatlah berharga sangat mahal. Sebab untuk mendapatkanku, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melalui proses elektrolisis air, yakni dengan menguraikan senyawaku menjadi gas hidrogen dan oksigen, yang secara komersial lebih mahal daripada produksi hidrogen dari gas alam. Namun tenang saja, masih ada cara lain yang jauh lebih mudah untuk mendapatkanku. Yakni dengan mereaksikan limbah alumunium foil dengan larutan NaOH dalam wadah tertutup.
Dulu, orang-orang begitu memuja bahan bakar fosil sebagai sumber energi utamanya. Namun baru-baru ini beberapa dari negara maju akhirnya melirikku dan tengah gencar mempromosikanku sebagai pemasok sumber energi yang terbarukan. Aku memang ramah lingkungan. Jika aku digunakan sebagai bahan bakar, aku tidak akan memberikan efek rumah kaca, hujan asam, ataupun penipisan lapisan ozon seperti yang dilakukan bahan bakar fosil setelah proses pembakaran. Aku hanya menghasilkan uap dan air sebagai emisi. Selain itu, akupun dapat mengefisiensikan kerja mesin kendaraan hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan bensin. Karena itulah sejak tahun 2014 lalu, Jerman telah membuat Coradia iLint, yakni terobosan transportasi anti-polusi yang menggunakan aku sebagai bahan bakar utamanya. Luar biasa kerennya, bukan?
Nah, kemudian siapa yang tidak mengenal pabrikan mobil terbesar dari Jepang? Ya, Toyota, yang mulai akhir tahun 2016 ini sangat gencar mempromosikanku juga, lho.Toyota sedang melakukan ekspansi teknologi untuk pasar Inggris. Setelah sebelumnya Toyota menjadikanku ikon baru sebagai bahan bakar utama pada salah satu produksi mobilnya, yakni Toyota Mirai. Sekarang tidak tanggung-tanggung, Toyota dengan senang hati membangunkan sebuah stasiun pengisian bahan bakar untuk tempat tinggalku, pada 65 titik yang tersebar di Inggris. Jadi, mulai saat ini orang-orang yang menggunakan aku sebagai sumber bahan bakarnya, tidak akan kesulitan lagi untuk mencariku kembali.
Dan aku berharap, dengan semakin canggihnya teknologi, orang-orang dapat lebih banyak melirikku dan menjadikanku sebagai sumber energi utama. Sebab akupun cinta dengan bumi, akupun menginginkan masa depan, seperti Toyota yang menamai mobilnya dengan nama Mirai (masa depan). Aku ingin dapat membantu manusia dari generasi ke generasi, namun aku tidak dapat berbuat banyak terkecuali jika orang-orang sadar akan potensiku dan mau mengembangkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar